Rabu, 17 September 2014

ciri khas kota subang

ciri khas makanan kota saya



Tidak lengkap rasanya bila berkunjung ke wilayah Subang, tidak mencicipi nanas Subang yang telah sohor ke penjuru negeri dengan nanas “si Madu “ yang rasanya manis dan tidak meninggalkan kecut di lidah. Nanas adalah salah satu produk andalan kabupaten Subang.
Setiap tahun Subang menghasilkan tidak kurang 59.000 ton nanas. Sentra produksi buah yang kulitnya bersusun sisik ini di Kecamatan Jalancagak. Tetapi, tidak semua nanas yang dihasilkan adalah nanas “Si Madu” yang kondang ke seluruh negeri. Nanas jenis ini terkenal karena berair banyak dan mempunyai rasa manis tanpa rasa getir dan tidak menyebabkan gatal di kerongkongan.
Buah yang memiliki berat antara 3-3,5 kilogram ini menjadi istimewa karena tidak mudah ditemukan. Sama seperti satu atau dua kelapa muda kopyor yang ditemukan dalam rimbunan buah kelapa, sebutir atau dua butir nanas madu mungkin bisa ditemukan dalam satu kuintal nanas. Itu sebabnya tidak mudah bagi yang ingin mencicipi buah itu menemukannya dalam deretan kios penjual nanas yang bertebaran di sepanjang jalan di Kecamatan Jalancagak.
Mengenal Lebih Jauh Nanas Subang
Nenas cv. Smooth Cayenne berukuran besar, berat buah antara 1,5 – 5 kg (rata-rata 2,3 kg). Bentuk buahnya lonjong atau silindris, warna kulit buah hijau kekuningan, dengan mata yang datar. Daging buahnya berwarna kuning pucat sampai kuning. Inti buahnya berukuran sedang. Rasa buahnya manis asam, rendah serat dan berair serta memiliki aroma yang khas. Karena rasanya yang agak masam, nenas cv. Smooth Cayenne sangat baik sebagai bahan olahan, seperti selai, juice, nenas kaleng, pure dan lain sebagainya.
Kecamatan Jalancagak merupakan sentra utama pengembangan nenas di kabupaten Subang dengan luas areal 2608 Ha atau sekitar 80 % dari total pengembangan seluas 3.253 Ha. Desa Bunihayu, Kumpay, Curugrendeng, Tambakan, Tamabak Mekar dan Cimanglid merupakan daerah yang terluas menanam nenas yaitu 492 ha, 372 ha, 268 ha, 229 ha, 215 ha dan 286 ha. Sedangkan desa lainnya dibawah 200 ha.
Sebagai tanaman rakyat, budidaya nenas di Kabupaten Subang dilakukan secara sederhana di sekitar pekarangan rumah dan tegalan, dengan input teknologi yang terbatas. Bentuk kebun rata-rata belum sehamparan dan letaknya terpencar.
Oleh karena itu, produktivitas nenas yang dihasilkan pada umumnya masih berkisar antara 20 – 35 ton/ha. Apabila teknologi budidaya dilakukan dengan lebih baik, produktivitas nenas Subang dapat ditingkatkan sampai dengan 50 – 60 ton/ha.
Rendahnya produktivitas nanas juga disebabkan karena tanaman yang diusahakan sebagian besar berumur diatas 10 tahun. Agar tanaman dapat berproduksi tinggi dengan kualitas yang terjamin, perlu dilakukan pembongkaran tanaman dan menggantikannya dengan pertanaman baru yang berasal dari bibit baru. Sebagian petani yang bermodal telah melakukan budidaya secara intensif. Mereka umumnya juga mempunyai posisi kuat dalam pemasaran.
Masa panen nenas di Kabupaten Subang berlangsung sepanjang tahun, Panen raya terjadi pada bulan Oktober sampai Januari, dengan rata-rata produksi 20 – 35 ton/ha. Panen sepanjang tahun dapat dilakukan karena petani melakukan pengaturan pola tanam dan pengaturan pembungaan dengan ethrel.
Sentra utama pengembangan nenas di Kabupaten Subang, tersebar di lima Kecamatan, yaitu Kecamatan Sagalaherang, Jalancagak, Cisalak, Tanjungsiang, dan Cijambe. Disamping itu, nenas juga dikembangkan di Kecamatan Cibogo, Pagaden, Purwadadi, Patokbeusi, Binong, Compreng dan Subang. mampir ya ke kota ku.. ^_^
sumber : klik disini

ciri khas budaya kota saya




Sisingaan atau Gotong Singa (sebutan lainnya Odong-odong) merupakan salah satu jenis seni pertunjukan rakyat jawa barat, khas subang di samping seni lainnya seperti bajidoran dan genjring bonyok) berupa keterampilan memainkan tandu berisi boneka singa (sunda : sisingaan, singa tiruan) berpenunggang.
Terdapat beberapa keterangan tentang asal usul Sisingaan ini, di antaranya bahwa Sisingaan memiliki hubungan dengan bentuk perlawanan rakyat terhadap penjajah lewat binatang Singa kembar (Singa kembar lambang penjajah Belanda), yang pada waktu itu hanya punya sisa waktu luang dua hari dalam seminggu. Keterangan lain dikaitkan dengan semangat menampilkan jenis kesenian di Anjungan Jawa Barat sekitar tahun 70-an, ketika Bupati Subang dipegang oleh Pak Atju. Pada waktu itu RAF ( Rahmatulah Ading Efendi ) yang juga tengah berdinas di Subang, karena ia dikenal sebagai seniman dan budayawan dimintakan kitanya. Dalam prosesnya itu, akhirnya ditampilkanlah Gotong Singa atau Sisingaan yang dalam bentuknya masih sederhana, termasuk musik pengiringnya dan kostum penari pengusung Sisingaan. Ternyata sambutannya sangat luar biasa, sejak itu Sisingaan menjadi dikenal masyarakat.
Dalam perkembangan bentuknya Sisingaan, dari bentuk Singa Kembar yang sederhana, semakin lama disempurnakan, baik bahan maupun rupanya, semakin gagah dan menarik. Demikian juga para pengusung Sisingaan, kostumnya semakin dibuat glamour dengan warna-warna kontras dan menyolok.. Demikian pula dengan penataan gerak tarinya dari hari ke hari semakin ditata dan disempurnakan. Juga musik pengiringnya, sudah ditambahkan dengan berbagai perkusi lain, seperti bedug, genjring dll. Begitu juga dengan lagu-lagunya, lagu-lagu dangdut popular sekarang menjadi dominan. Dalam beberapa festival Helaran Sisingaan selalu menjadi unggulan, masyarakat semakin menyukainya, karena itu perkembangannya sangat pesat.
Dewasa ini, di Subang saja diperkirakan ada 200 grup Sisingaan yang tersebar di setiap desa, oleh karena itu Festival Sisingaan Kabupaten Subang yang diselenggarakan setiap tahunnya, merupakan jawaban konkrit dari antusiasme masyarakat Subang. Karena bagi pemenang, diberi peluang mengisi acara di tingkat regional, nasional, bahkan internasional. Penyebaran Sisingaan sangat cepat, dibeberapa daerah di luar Subang, seperti Sumedang, Kabupaten Bandung, Purwakarta, dll, Sisingaan menjadi salah satu jenis pertunjukan rakyat yang disukai, terutama dalam acara-acara khitanan dan perkawinan. Sebagai seni helaran yang unggul, Sisingaan dikemas sedemikian rupa dengan penambahan pelbagai atraksi, misalnya yang paling menonjol adalah Jajangkungan dengan tampilan manusia-manusia yang tinggi menjangkau langit, sekitar 3-4 meter, serta ditambahkan dengan bunyibunyian petasan yang dipasang dalam bentuk sebuah senapan.
Dalam rangka menumbuhkembangkan seni sisingaan khas kabupaten subang, sanggar seni ninaproduction berupaya untuk melakukan regerasi melaui pembinaan tari anak-anak usia 7 tahun sampai remaja, termasuk tari sisingaan. Nina production beralamat di Jalan Patinggi no 78 Desa buni hayu Jalancagak Subang, sampai saat ini Sanggar Nina Production telah di liput oleh trans 7 dalam acara wara wiri, Daai TV dan pada tangggal 2 Mei 2010 telah diliput oleh ANTV dalam acara anak pemberani. Suatu kebanggaan jadi orang Subang karena dengan budayanya kota saya bisa di kenal di internasional. Subang gotong royong subang maju.^_^ hehehehehehehehehehe.

Sumber : klik disini





1 komentar:

  1. Sebagai Situs Betting Online Terpopuler dan Terbesar 2019, S128Cash menyediakan berbagai BONUS-BONUS menarik yang sangat mudah untuk Anda dapatkan, yaitu :
    - BONUS NEW MEMBER 10%
    - BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
    - BONUS CASHBACK 10%
    - BONUS FREEBET 200rB

    Untuk minimal deposit hanya Rp 25.000,- saja dan disini menyediakan deposit VIA PULSA, OVO dan GOPAY. Jadi ini sudah pasti sangat membantu Anda semua.
    S128Cash juga menawarkan semua permainan yang disukai masyarakat Indonesia, sepreti :
    - Sportsbook
    - Live Casino
    - Sabung Ayam Online
    - IDN Poker
    - Slot Games Online
    - Tembak Ikan Online
    - Klik4D

    Segera daftar bersama kami dan raih kemenangan Anda bersama kami.
    Hubungi kami :
    - Livechat : Live Chat Judi Online
    - WhatsApp : 081910053031

    Link Alternatif :
    - http://www.s128cash.biz

    Judi Bola

    Judi Bola Online

    BalasHapus